Jakata, Jatim This Week – Pengamat politik Rocky Gerung menilai Presiden Joko Widodo tidak boleh mendukung atau meng-endorse salah satu calon presiden. Dia menyatakan hal ini demi menghindari kompetisi yang tidak adil di antara para kandidat.
“Orang yang di-endorse enak tapi orang yang tidak di-endorse dianggap dia tidak patut, maka terhalang hak orang untuk kompetisi yang fair. Itu susah. Jokowi tidak paham itu,” kata Rocky saat ditemui usai acara peluncuran Pojok Rahman Tolleng di Gedung Tempo, pada Selasa (16/5/2023).
ocky menilai dukungan presiden terhadap salah satu kandidat itu dapat mengakibatkan potensi calon lain terhalangi. Dalam posisi ini, ada prinsip etis yang presiden langkahi.
Menurut Rocky, di antara tiga kandidat yang saat ini namanya mencuat – Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto – belum ada yang mumpuni. Pasalnya, mereka dinilai masih kasak-kusuk untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold dukungan partai politik yang memiliki kursi minimal 20 persen di DPR RI.
Dia menilai juga semua kandidat belum menyampaikan hal yang substansial terkait gagasan mereka sebagai Capres.
Penliti Perhimpunan Demokrasi itu pun menawarkan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) membiarkan mereka untuk masuk kampus dan mendebatkan soal isu geopolitik, keuangan, hingga ekonomi hijau. Dia menuntut KPU tidak hanya jadi panitia teknis
“Suara publik itu menginginkan ada perdebatan,” kata Rocky. (ly/adi)