Jakarta, Jatim This Week – Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo memberikan dua pertanyaan kepada Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto soal kasus pelanggaran HAM. Ganjar lalu membahas sejumlah peristiwa pelanggaran HAM berat di antaranya peristiwa 1965, peristiwa Talangsari Lampung, hingga masalah penghilangan mahasiswa.
“Kalau Bapak ada di situ apakah bapak akan membuat Pengadilan HAM dan membereskan rekomendasi DPR? Kedua, apakah bapak bisa menemukan di mana mereka dikubur agar bisa berziarah?” tanya Ganjar ke Prabowo saat Debat Capres 2024 di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam.
Menjawab itu, Prabowo mengatakan bahwa soal itu adakah pertanyaan yang selalu dibahas di tiap kontestasi 5 tahunan tersebut.
“Pak Ganjar Anda sebut tahun 2009, kan jadi sekian tahun yang lalu kan dan masalah ini ditangani justru oleh wakil presiden Anda ya, jadi apa lagi mau ditanya kepada saya, saya sudah menjawab,” jawab Prabowo.
Capres dari Koalisi Indonesia Maju itu pun menyampaikan bahwa jawabannya bisa dilihat dari rekam digital.
“Tiap polling saya naik ditanya lagi soal itu. Bapak tahu data gak, Bapak tanya ke Kapolda tahun ini berapa orang hilang di DKI tahun ini ada mayat diketemukan beberapa hari lalu dan sebagainya. Come on masa Mas Ganjar,” imbuhnya.
Prabowo malah menegaskan kesan bahwa dia pernah melakukan pelanggaran HAM berat sulit dibuktikan. Ia kemudian menyampaikan bahwa sosok yang terlibat pada kasus HAM yang disebut Ganjar, kini ada di barisan pendukungnya.
“Jadi saya tadi katakan saya merasa bahwa saya yang sangat keras membela hak asasi manusia nyatanya orang-orang yang dulu ditahan, yang katanya saya culik sekarang ada di pihak saya, membela saya saudara sekalian,” ucapnya.
Respons Prabowo tersebut dinilai Ganjar tak memperlihatkan ketegasan Prabowo. Ganjar menyebut Prabowo tak menjawab dua pertanyaan yang dilontarkannya yang sebenarnya cukup mudah dijawab.
“Kalau saya jadi Presiden, saya akan bereskan ini. Agar kemudian dalam kontestasi Pilpres berikutnya, ini (soal pelanggaran HAM) tidak akan muncul lagi karena presidennya tegas menuntaskan itu pada eranya,” tandas Ganjar. (Unt/ad)