Malang, Jatim This Week – Ada hal menarik yang muncul dalam dialog budaya dan campursari di pendopo kawedanan Singosari, tentang wacana akan di rubahnya pendopo Kawedanan Singosari menjadi puskesmas membuat para budayawan sehingga para tokoh di Malang Raya larut dalam rasa kepedulian yang terlontar dalam dialog budaya pada kamis (18/5/2023) malam.
Acara yang di gelar di pendopo Kawedanan Singosari juga turut di hadiri hadir oleh Caleg DPR-RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Malang Raya H. M Mujiono, S.IP.d, KRT Yusuf Tanoko, R. Bagus Sampurno, Suroso (ketua DKKM), Djati Kusumo, Ki Suryo, Anwar dari Dinas Kebudayaan dan para budayawan serta tokoh masyarakat sekitar 150 orang lebih.
Sebagai narasumber dalam dialog budaya dan campursari menuju Singhasari kembali, diantaranya, R. Bagus Sampurno, Suroso dan H. M Mujiono, S.IP.d. R. Bagus Sampurno, dalam kesempatan ini menceritakan asal muasal sejarah perjalanan kerajaan Singosari. Dalam dialog tersebut, disinggung pula soal alih fungsi kawasan Pendopo Eks Kawedanan Singosari oleh Bupati Malang menjadi Puskesmas yang mendapat respon keras dari tokoh pelestari budaya Singosari.
Dijelaskan oleh R. Bagus Sampurno, atas adanya situs bersejarah yang berada kawasan Pendopo Eks Kawedanan Singosari.dan di beberapa titik di Malang utara.
Sementara itu sambutan dalam kesempatan yang sama, Caleg DPR-RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Malang Raya H. M Mujiono, S.IP.d., lebih tidak ingin berkomnetar terkiat dengan wacana pemekaran wilayah Malang utara menjadi kabupaten Malang utara, dan hanya memhami sejak lama terkait dengan wacana itu, dimana dirinya akan suport terkait wacana diatas .
“Saya akan suport terkait Malang Utara semua ini adalah untuk pemerataan pembangunan dan masa depan warga Malang Utara sehingga malang utara tidak hanya menjadi akses jalur untuk menuju kota batu ,kota malang serta kepanjen,ingat disini ada malang utara jadi jangan di hilangkan.” kata Sam Muji.
Namun lebih lanjut dirinya berpesan agar mari bersama-sama bersinergi untuk menjaga kelestarian budaya peninggalan Singhasari agar anak cucu kita tidak buta akan budayanya sendiri karena banyak situs peninggalan budaya kita yang tidak di angkat sebagai pariwisata dengan maximal, hal ini tidak lain adalah dalam upaya melestarikan sejarah bangsa kita agar tidak semakin punah, selain pariwisata, lanjutnya dalam acara tersebut.
“Jadi Mari kita mulai dari Singhasari bangkit dan jangan sampai lupa akan budaya, Malang utara ini sudah nampak, Adapun cakupan wilayah Malang utara dimulai dari Poncokusumo, Tumpang, Jabung, Pakis, Singosari, Lawang, Karangploso, Dau, Pujon, Ngantang dan Kasembon. itu sudah cukup luas ” jelasnya.
Dimana dengan luasan wilayah yang sangat luar perlu dipahami tujuan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan umum dan pemerataan pembangunan yang dalam sistem otonomi ini bertujuan untuk memberikan respons cepat bagi daerah ketika ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan dengan segera, imbuhnya
“Jadi Seperti yang acapkali di keluhkan saudara kita yang berada di Kasembon , yang merasa jauh saat mau mengurus administrasi, tidak perlu jauh-jauh untuk mengurusnya, kasihan, dan saya berharap semoga warga Malang utara bisa mewujudkan hal ini,” doanya dalam pertemuan ini
Namun untuk saat ini marilah kita bersama-sama bersinergi untuk menjaga kelestarian budaya peninggalan Singhasari agar anak cucu kita tidak buta akan budayanya sendiri karena banyak situs peninggalan budaya kita yang tidak di angkat sebagai pariwisata dengan maximal, hal ini tidak lain adalah dalam upaya melestarikan sejarah bangsa kita agar tidak semakin punah, selain pariwisata, pungkas pria kelahiran pocokusumo ini (adi)