Malang, Jatim This Week – Pameran dan Simposium Inovasi Pelayanan Publik Jawa Timur 2023, di Kota Batu, Kamis (23/11/2023), dan dalam gelaran ini Pemkot Batu meraih penghargaan dalam TOP Inovasi Pelayanan Publik Kategori Umum yang diserahkan dalam acara pembukaan Pameran dan Simposium Inovasi Pelayanan Publik dalam rangka HUT Ke-78 Provinsi Jawa Timur di halaman Jatim Park 3.
Dalam statemenya usai menerima penghargaan, Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menerangkan, jika dulu pegawai sibuk dengan administrasi kepegawaiannya, kini semua diurus oleh BKPSDM Kota Batu.
“Kalau pegawai sibuk dengan administrasi kepegawaiannya belum soal pelayanan kepada masyarakat tentu menjadi tidak seimbang,” katanya.
Aries menjelaskan, melalui Aplikasi Among Abdi Praja dari BKPSDM Kota Batu, segala kemudahan dapat diakses oleh pegawai. Termasuk presensi, indikator kinerja, dan lain-lain sudah tercantum dalam satu aplikasi.
“Ini bukan soal apresiasinya. Akan tetapi, bagian dari soal peningkatan pelayanan kepada masyarakat harus berjalan optimal di setiap hal,” tandasnya
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan birokrasi sering dipandang sebagai hal negatif. Yang artinya berkaitan dengan sesuatu yang sulit.
“Maka dari itu, mari kembalikan birokrasi sebagai solusi. Karena, birokrasi yang stagnan (tidak ada perkembangan) otomatis tidak akan menghasilkan solusi,” terangnya.
Dia menyebut, salah satunya paradigma (keyakinan) terkait perizinan harus diubah. Yang biasanya dokumen beralih dari satu meja ke meja yang lain, maka sekarang harus bisa menciptakan terobosan atau inovasi.
“Di Jatim ada 38 kota dan kabupaten dengan inovasi yang luar biasa. Dari 171 unit pelayanan publik, kita menerima 210 proposal inovasi,” kata Emil. Sedangkan, apabila dihitung sejak adanya Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) sudah ada 1.265 proposal inovasi.
“Pameran ini bukan hanya untuk kita. Namun, agar publik bisa mengenal setiap inovasi yang dilakukan oleh seluruh daerah di Jatim. Dengan harapan masyarakat datang ke stan dan memperoleh inspirasi,” tambah Emil.
Dia berharap, setiap daerah di wilayah Jatim menerapkan program Cepat, Efektif-Efisien, Tanggap, Transparan, Akuntable, dan Responsif (CETTAR).
“Kalau ada keluhan dari masyarakat ya harus cepat. Tanggap itu pasang mata dan telinga. Entah baca dari berita maupun media sosial. Dan, responsif yakni kita harus melakukan langkah atau tindakan,” pungkasnya (ad)