Didampingi Politisi Nasdem Kota Malang, Pembina BNPM Sebutkan Hal Ini !

Malang, Jatim This Week – Topik kekerasan anak menjadi topik yang selalu kenarik untuk dibicarakan dalam semua diskusi yang membahas hal ini, termasuk diacara “Ngopi Sam” pada Sabtu (23/12/ 2024) di Kopi Jon Sukun Kota Malang.
Acara yang di ikuti oleh ratusan peserta ini menjdi acara yang sangat menarik, terlebih banyak generasi muda yang hadir dan turut serta dalam acara yang di gagas oleh Aliansi Santri Pengawal Demokrasi Malang Raya.
H. Tabrani, salah satu tokoh madura Kota Malang yang hadir dalam acara ini menyampaikan jika pembahasan issue – issue tentang perempuan dan anak selalu menjadi bahasan yang sensitif untuk dibahas, namum sangat penting untuk di sosialisasikan pada masyarakat.
Baca Juga
Liburan ? Yuk Waspadai Titik Rawan Mecet di Kota Malang Saat Libur Nataru 2024
“Ini karena masyarakat masik kurang dan bahkan belum memahami terkiat penerjemahan aturan terkait hal ini, sehingga ada gap dan acap kali memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya sudah terjawab,” kata Tabrani.
Pria yang akrab di sebut “Abah” ini menambahkan dibuatnya aturan perundang-undangan terkait perempuan dan anak ya untuk melindungi perempuan dan anak itu sendiri.
“Masalahnya yang saat ini terjadi adalah berada pola prilaku anak itu sendiri, artinya perilaku anak ini tercermin dari pada lingkungan terdekatnya,” lanjutnya
Sedangkan lingkungan terdekat itu sebenarnya berada dalam lingkar keluarga, jadi apa yang terjadi prilaku didalam keluarga sedikit banyak mempengaruhi perilaku anak didalam perilaku pergaulan sosialnya, jelasnya.
“Misal jika didalam keluarga terbiasa ada bahasa yang kasar dan kurang menyenangkan, maka bisa jadi didalam pergaulan sosialnya akan terbawa,” katanya.
Misal, anak yang terbiasa mendengarkan talk sick (kata-kata kasar) di lingkungannya, maka akan terbawa dalam pergaulan sosial dengan teman-temannya, lanjut pria asal.pamekasan ini.
Hal senada juga disampaikan, Siti Romlah yang juga sebagai pegiat sosial Kota Malang, namun dirinya menambahkan selain faktor keluarga ada hal yang kadang kita tidak sadar bisa mempengaruhi prilaku anak.
“Seperti gadget dan berkembangnya media sosial saat ini, masalahnya benda ini (gadget) dan media sosial adalah benda yang setiap saat dipegang serta dilihat oleh anak,” kata Rosa, sapaan akrabnya.
Baca Juga
Masuk Libur Nataru, Sekitar 49 Ribu Kendaraan Akan Lewati Kota Malang
Jadi berkembangnya platform media sosial seperti tik-tok yang acapkali menampilkan konten-konten yang harusnya tidak dilihat oleh anak-anak justru saat ini bisa diakses oleh anak, ungkap Ketua PC PARFI Kota Malang, sekaligus politisi Partai Nasdem.
“Misal seperti konten – konten yang menyajikan pertengkaran keluarga, buliying, kekerasan dan curhat masalah rumah tangga di medsos dan sering kali FYP, tak jarang lewat di beranda tik-tok anak-anak ini, hal seperti ini yang seharusnya perlu sikapi serius oleh semua pihak,” terangnya.
Jadi menyikapi hal ini sudah seharusnya pemerintah perlu hadir dan orang tua perlu memantau serta sebisa mungkin mengajak anak untuk berkomunikasi dengan mereka, segingga kedekatan anak dengan orang tua terbangun, pungkasnya. (ad)